KH. Hasyim Asy'ari - Memerdekakan Budak Karena Ghodhob


Setiap hendak menghatamkan kitab Fat­hul Qorïb; kitab yang menjadi wiridan ­­diulang kembali dari awal setelah selesai dibaca­­ beliau, dengan ditandai dengan pembacaan Bäbul ^itqi [Pembebasan Budak], KH. Hasyim Asy^ari kerap kali menceritakan kejadian yang beliau alami sendiri ketika masih belajar di Mekah.

Suatu saat beliau kedatangan tamu kehormatan, teman lama. Sebagai wujud penghormatan khas santri dari Jawa [Al Jäwiyyun] pada waktu itu, Mbah Hasyim memerintahkan budak miliknya untuk membeli tembakau dan cengkeh yang paling enak untuk merokok. Pada waktu itu, kepemilikan budak masih berlaku. Dan memilikinya adalah prestige tersendiri. Semakin banyak orang memiliki budak, semakin terhormat ia di mata orang kebanyakan. Satu budak mungkin lebih dari satu miliar kurs Rupiah sekarang.

Saling menanyakan kabar, senda gurau telah berlangsung lama. Habis sudah bahan pembicaraan. Namun, si budak tak jua kembali; membawa tembakau dan cengkeh kesukaan Kyai Hasyim muda. Kontrol tak terkendali, emosi tak terbendung. Ketika budak datang dan tak membawa hasil, Hasyim muda menempeleng si budak. Si budak menangis. Dan....... tangan Kyai Hasyim gemetaran. Menyesal dan ia pun ikut menangis. Spontan beliau pun berkata, " Sudah lah. Mulai hari ini engkau merdeka. Tabri'atan minannär; i^täqon li nafsï minannär. Aku merdekakan kau dengan harapan kelak aku terbebas dari api neraka. Aku tak mau mempunyai harta yang menjadi sandungan di akhirat kelak."

WaLlöhu a^lam. ­­­ Berita dari guru; KH. Tahmïd Syihäbuddïn Jagalempeni, murid Mbah Häsyim rohimahumäLlöh rohmatan wäsi^atan ­­­

No comments:

Post a Comment