A.
Latar Belakang
Pendidikan akan dapat dilaksanakan
secara mantap, jelas arah tujuannya, relevan isi. kurikulumnya, serta efektif
dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan
dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh. Sebab itu, sebelum melaksanakan
pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan
pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya
memanusiakanmanusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai
salah satu landasannya. Konsep hakikat manusia yang dianut pendidik akan
berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya.
Bahan ajar mandiri ini akan membantu
Anda untuk memahami konsep landasan pendidikan, hakikat manusia, dan implikasi
hakikat manusia terhadap pendidikan. Dengan mempelajari bahan ajar mandiri ini
pada akhirnya Anda akan dapat mengidentifikasi prinsip-prinsip antropologis
sebagai asumsi mengenai keharusan pendidikan (mengapa manusia perlu dididik dan
mendidik diri), prinsip-prinsip
antropologis mengenai kemungkinan pendidikan (mengapa manusia dapat dididik), dan pengertian
pendidikan. Demikian pula, wawasan tentang pemahaman terhadap landasan
ontologis, epitemologis dan aksiologis pendidikan, akan memberi landasan yang
kuat dalam memahami dan mengimplementasikan pendidikan yang seharusnya. Semua
ini akan mengembangkan wawasan kependidikan Anda dan akan berfungsi sebagai
titik. tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi pendidikan lebih
lanjut.
Materi bahan ajar mandiri ini terdiri
atas tiga sub pokok bahasan. Sub pokok bahasan pertama mencakup pengertian
landasan filosofis pendidikan, jenis-jenis landasan pendidikan, dan fungsi
landasan pendidikan. Sub pokok bahasan kedua mencakup permasalahan-permasalahan
kajian filsafat pendidikan, yang meliputi kajian tentang masalah antropologis,
ontologis, epistemologis, dan aksiologis pendidikan.
Setelah mempelajari bahan
ajar mandiri ini, Anda diharapkan memahami hakikat landasan pendidikan, serta
hakikat manusia dan implikasinya terhadap pendidikan. Materi jenis
landasan-landasan pendidikan diberikan dalam rangka mengingatkan kembali bahwa
landasan filosofis pendidikan bukan satu-satunya landasan yang dijadikan asumsi
dalam rangka teori maupun praktik pendidikan, namun ada berbagai asumsi lain
baik ilmiah maupun religi yang mempunyai fungsi dan peranan penting dalam
pendidikan
B.
Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian landasan
filosofis pendidikan?
2. Mengidentifikasi jenis-jenis landasan
pendidikan?
3. Menjelaskan fungsi landasan pendidikan
bagi pendidik (guru)?
4. Menjelaskan permasalahan-permasalahan
filsafat pendidikan ?
5. Menjelaskan prinsip-prinsip
antropologis sebagai asumsi keharusan pendidikan?
6. Menjelaskan prinsip-prinsip ontologis,
epitemologis dan aksiologis pendidikan dan implikasinya terhadap pendidikan ?
C.
Tujuan
Sebelum membaca bahan ajar mandiri ini,
pelajari terlebih dahulu glosarium pada akhir bahan ajar mandiri yang memuat
istilah-istilah khusus yang digunakan dalam bahan ajar mandiri ini.
1. Baca materi bahan ajar mandiri dengan seksama, tambahkan catatan pinggir,
berupa tanda tanya, pertanyaan, konsep lain yang relevan, dll.
2. Terdapat keterkaitan antara materi sub pokok bahasan kesatu (kegiatan
pembelajaran satu) dengan materi sub pokok bahasan kedua (kegiatan pembelajaran
kedua) dst.
3. Cermati dan kerjakan latihan/tugas yang diberikan. Dalam mengerjakan
latihan/tugas tersebut, gunakan pengetahuan yang telah Anda kuasai sebelumnya.
4. Kerjakan tes formatif seoptimal mungkin, dan gunakan kunci jawaban untuk
membuat penilaian benar /tidaknya jawaban Anda.
5. Buat catatan khusus hasil diskusi dalam tutorial tatap muka dan tutorial
elektronik, untuk digunakan dalam pembuatan tugas kuliah dan ujian akhir mata
kuliah.
A.LANDASAN
FILOSOFIS PENDIDIKAN
Dalam kegiatan pembelajaran ini Anda
akan mengkaji tiga permasalahanpokok, yaitu pengertian landasan pendidikan,
jenis-jenis landasan pendidikan dan fungsi landasan pendidikan. Kajian dalam
pokok permasalahan pertama meliputi definisi landasan, definisi pendidikan dan
definisi landasan pendidikan. Kajian dalam pokok permasalahan kedua meliputi
empat jenis landasan pendidikan berdasarkan sumbernya, dan dua jenis landasan
pendidikan berdasarkan sifat isi asumsinya. Adapun kajian dalam pokok
permasalahan ketiga berkenaan dengan fungsi landasan pendidikan bagi pendidik
(guru) dalam melaksanakan peranannya. Dengan demikian, setelah mempelajari
kegiatan pembelajaran ini, Anda akan dapat menjelaskan pengertian landasan
pendidikan, jenis-jenis landasan pendidikan, dan fungsi landasan pendidikan
bagi pendidik (guru).
1.
Pengertian Landasan Filosofis Pendidikan Ada dua istilah yang terlebih dahulu
perlu kita kaji dalam rangka memahami pengertian landasan pendidikan, yaitu
istilah landasan dan istilah pendidikan.
a.Landasan. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995:260) istilah landasan diartikan sebagai alas, dasar, atau
tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar dikenal pula sebagai fundasi.
Mengacu kepada pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa landasan adalah
suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu atau titik
tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu
hal.Berdasarkan sifat wujudnya terdapat dua jenis landasan, yaitu: (1) landasan
yang bersifat material, dan (2) landasan yang bersifat konseptual. Contoh
landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat
terbang dan fundasi bangunan gedung. Adapun contoh landasan yang bersifat
konseptual antara lain berupa dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila dan o RI
Tahun 1945; landasan pendidikan, dsb.
b.Filosofis, berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang
artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran. Secara maknawi filsafat
dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala
sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan
menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filosof memiliki karakteristik yang
berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan
obyek telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala
sesuatu.
c. Pendidikan. Sebagaimana telah
dikemukakan dalam pendahuluan, hakikat pendidikan tiada lain adalah humanisasi.
Tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia ideal atau manusia yang
dicita-citakan sesuai nilai-nilai dan normanorma yang dianut. Contoh manusia
ideal yang menjadi tujuan pendidikan tersebut antara lain: manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, terampil, dst.
Sebab itu, pendidikan bersifat normatif dan mesti dapat dipertanggungjawabkan.
Mengingat hal di atas, pendidikan tidak boleh dilaksanakan secara sembarang,
melainkan harus dilaksanakan secara bijaksana. Maksudnya, pendidikan harus
dilaksanakan secara disadari dengan mengacu kepada suatu landasan yang kokoh,
sehingga jelas tujuannya, tepat isi kurikulumnya, serta efisien dan efektif
cara-cara pelaksanaannya.
d.Landasan Filosofis Pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis
pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka
studi dan praktek pendidikan. Sebagaimana telah Anda pahami, dalam pendidikan
mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Melalui
studi pendidikan antara lain kita akan memperoleh pemahaman tentang
landasan-landasan pendidikan, yang akan dijadikan titik tolak praktek
pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi
pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan
yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif,
dan normatif.
B.Peranan
Landasan Filosofis Pendidikan
Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak
dalam rangka pendidikan berasal dari berbagai sumber, dapat bersumber dari
agama, filsafat, ilmu, dan hukum atau yuridis. Berdasarkan sumbernya jenis
landasan pendidikan dapat diidentifikasi dan dikelompokkan menjadi: 1) landasan
religius pendidikan, 2) landasan filosofis pendidikan, 3) landasan ilmiah
pendidikan, dan 4) landasan hukum/yuridis pendidikan.
1. Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan
filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara
lain: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila, dsb. Peranan landasan
filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya
pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah metafisika,
epistemology dan aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam
sebagaimana ragamnya aliran filsafat. Sebab itu,dikenal adanya landasan
filosofis pendidikan Idealisme,
landasan filsofis pendidikan Pragmatisme, dsb.
2. Landasan religi pendidikan, adalah
seperangkat asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah agama/religi yang
dijadikan landasan teori maupun praktek pendidikan, contoh karya Al- Syaibani
“Falsafah Pendidikan Islam”, Abdulah Gimnatsiar, dengan Darul A-Tauhidnya
melaksanakan system pendidikan “Manajemen Qolbu” yang berbasis pada ajaran
Al-Qura’n. Landasan lain yang perlu difahami dan fungsinya terhadap pelaksanaan
sistem pendidikan adalah landasan yuridis pendidikan.
3. Landasan Hukum/Yuridis Pendidikan.
Landasan hukum/yuridis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan.
4. Peranan landasan yuridis dalam
pendidikan adalah memberikan rambu-rambu tentang bagaimana pelaksanaan system
pendidikan dan managemen pendidikan dilaksanakan selaras dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Contoh: Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan: “Setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar”
(Pasal 6); “Setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program
wajib belajar” (Pasal 34). Implikasinya, Kepala Sekolah Dasar atau panitia
penerimaan siswa baru di SD harus memprioritaskan anak-anak (pendaftar) berusia
tujuh tahun untuk diterima sebagai siswa daripada anak-anak yang baru mencapai
usia enam tahun. Karena itu, panitia penerimaan siswa baru perlu menyusun
daftar urut anak (pendaftar) berdasarkan usianya, baru menetapkan batas nomor
urut pendaftar yang akan diterima sesuai kapasitas yang dimiliki sekolah.
5.
Landasan deskriptif pendidikan adalah asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia
sebagai sasaran pendidikan apa adanya (Dasein) yang dijadikan titik tolak dalam
rangka pendidikan. Landasan deskriptif pendidikan umumnya bersumber dari hasil
riset ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu, sebab itu landasan deskriptif
pendidikan disebut juga landasan ilmiah pendidikan ataulandasan faktual
pendidikan.
6. Landasan preskriptif pendidikan antara lain
meliputi: landasan filosofis pendidikan, landasan religius pendidikan, dan
landasan yuridis pendidikan.
C.
Fungsi Landasan Pendidikan
Suatu gedung dapat berdiri tegak dan kuat
apabila dinding-dindingnya, atapnya, dsb. didirikan dengan bertumpu pada suatu
landasan (fundasi) yang kokoh. Apabila landasannya tidak kokoh, apalagi jika
gedung itu didirikan dengan tidak bertumpu pada fundasi atau landasan yang
semestinya, maka gedung tersebut tidak akan kuat untuk dapat berdiri tegak.
Mungkin gedung itu miring dan retak-retak, sehingga akhirnya runtuh dan
berantakan. Demikian pula pendidikan, pendidikan yang diselenggarakan dengan
suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif
tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan, sehingga praktek
pendidikan menjadi efisien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan individu,
masyarakat dan pembangunan.
Contoh: Dalam praktek pendidikan, para guru
antara lain dituntut agar melaksanakan peranan sesuai semboyan “tut wuri
handayani”. Untuk itu, para guru idealnya memahami dan meyakini asumsi-asumsi
dari semboyan tersebut. Sebab jika tidak, sekalipun tampaknya guru tertentu
berbuat “seperti” melaksanakan peranan sesuai semboyan tut wuri handayani,
namun perbuatan itu tidak akan disadarinya sebagai perbuatan untuk tut wuri
handayani bagi para siswanya. Bahkan kemungkinan perbuatan guru tersebut akan
lebih sering bertentangan dengan semboyan tersebut. Misalnya: guru kurang
menghargai
Kesimpulan
.LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKA Dalam kegiatan pembelajaran ini Anda akan
mengkaji tiga permasalahanpokok, yaitu pengertian landasan pendidikan,
jenis-jenis landasan pendidikan dan fungsi landasan pendidikan. Kajian dalam
pokok permasalahan pertama meliputi definisi landasan, definisi pendidikan dan
definisi landasan pendidikan.
Peranan Landasan Filosofis Pendidikan
Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan berasal dari
berbagai sumber, dapat bersumber dari agama, filsafat, ilmu, dan hukum atau
yuridis.
Fungsi Landasan Pendidikan Suatu gedung dapat berdiri tegak dan kuat
apabila dinding-dindingnya, atapnya, dsb. didirikan dengan bertumpu pada suatu
landasan (fundasi) yang kokoh. Apabila landasannya tidak kokoh, apalagi jika
gedung itu didirikan dengan tidak bertumpu pada fundasi atau landasan yang
semestinya, maka gedung tersebut tidak akan kuat untuk dapat berdiri tegak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A.R.S.,(1991),
Educational Theory, A Quranic Outlook (Alih bahasa:Mutammam), CV Diponegoro,
Bandung.
Adler, Mortimer, J.,
(1982), The Paideia Proposal An Educational Manifesto, Macmillan Publishing
Company, New York.
Buber, M., (1959), Between
Man and Man, (Translated by Ronald Gregor Smith), Beacon Press, Boston.
Butler, J. D., (1957),
Four Philosophies and Their Practice in Education and Religion, Harper &
Brothers Publishers, New York.
Cassirer, E., (1987), An
Essay On Man. (Terj.: Alois A. Nugroho), Gramedia, Jakarta, 1987.
Friedman, S. M., (1954),
Martin Buber, The. Life of Dialogue, Routledge and Began Paul Ltd., London.
Frost Jr., S.E., (1957),
Basic Teaching of.The. Great Philosophers, Barnes & Nobles, New York.l
Hasan, F., (1973),
Berkenalan dengan Eksistensialisme, Pustaka Jaya, Jakarta.
Henderson, S. v. P.,
(1959), Introduction to Philosophy of Education, The University of Chicago
Press,Chicago.
Huijbers, T., (1987),
Manusia Merenungkan Dunianya, Yayasan Kanisius,Yogyakarta.
Langeveld,
M.J., (1980), Beknopte Theoritische Paedagogiek,(Terj.:Simajuntak), Jemmars,
Bandung.
Muchtar, O., (1976), Pendidikan Nasional Indonesia, Pengertia dan Sejarah Perkembangan, Balai penelitian, IKIP Bandung.
Mudyahardjo, R. (1995), Filsafat Pendidikan (Sebuah Studi Akademik) Bagian I Orientasi Umum: Landasan Filosofis Pendidikan dan Filsafat
Pendidikan sebagai Suatu teori Pendidikan, Jurusan Filsafat Dan scsiologi Pendidikan, FIP, IKIP Bandung.
No comments:
Post a Comment